KERJA KERAS ADALAH IBADAH

KERJA KERAS ADALAH IBADAH

Oleh : M. Aris Nurcholis)*


(Q.S. Al-Insyirah : 7-8)

Islam adalah agama yang berisi nilai-nilai kebenaran dan kebaikan. Karenanya Islam selalu menganjurkan manusia untuk melaksanakan semua perbuatan atau pekerjaan dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin sebagai bagian dari ibadah (Q.S. Al-An’am:162). Artinya, setiap urusan atau bisnis atau pekerjaan, baik itu yang bersifat komersil yang mendatangkan uang ataupun pekerjaan sosial, atau tugas apapun harus diselesaikan sampai tuntas. Kemudian apabila telah selesai (tugas/pekerjaan/ urusan) maka manusia tidak boleh kemudian berdiam diri saja. Melainkan harus terus bergerak melakukan aktivitas-aktivitas lainnya (faidzaa faraghta fanshab). Manusia juga tidak dianjurkan hanya berdoa saja sepanjang hari mengharapkan turunnya rejeki sementara dia tidak melakukan usaha yang sungguh-sungguh. Baru setelah segala daya upaya dilakukan, manusia hanya bisa berharap dan berdoa pada Allah.

Sabda nabi SAW: “Bekerjalah kamu seolah-olah kamu akan hidup selamanya, dan beribadahlah kamu seolah-olah kamu akan mati esok hari”. Juga nabi bersabda : “Sesungguhnya Allah menyukai hambaNya yang mengambil suatu pekerjaan untuk memperoleh kecukupan tanpa bantuan dari orang lain. Dan Allah memarahi hambaNya yang mempelajari ilmu pengetahuan, yang diperbuatnya ilmunya itu untuk perusahaan”.

Pekerjaan adalah amanat, dan amanat harus ditunaikan sampai dengan selesai sesempurna mungkin. Dalam QS. Al Mukminuun : 1-10 bahkan dikatakan bahwa orang-orang yang menunaikan amanat adalah salah satu golongan orang-orang yang beruntung karena bakal memperoleh surga firdaus di akhirat kelak.

Agar pekerjaan yang dilakukan bisa berhasil sesuai dengan harapan, maka kita perlu memahami hukum keberhasilan sebagaimana dikutip dari buku Norman V. Peale dimana untuk mencapai keberhasilan, seseorang harus memiliki tujuan dan pikiran yang positif.

1. Memiliki Tujuan

Bung Karno, Presiden pertama Indonesia, mengatakan gantungkanlah cita-citamu setinggi langit. Dengan memiliki cita-cita, tujuan, berarti seseorang sudah menetapkan suatu niat dan akan mewujudkan niatnya itu.

Tetapi untuk menggapainya, tujuan tersebut harus kongkret/nyata dan fokus/ tajam. Bukan tujuan yang abstrak dan tidak jelas. Kalau tujuan sudah jelas, maka dalam melangkah kita sudah punya arah dan apa yang akan kita kerjakan. Tujuan konkret dan fokus berarti : 1)tidak imajiner, dalam artian bisa diwujudkan di dunia nyata ini, 2)ada tahapan-tahapan serta parameternya. Contohnya seseorang yang punya ketrampilan otomotif bercita-cita mempunyai bengkel sendiri yang besar dalam waktu 5 tahun, seorang guru yang yang berkeinginan mendirikan sebuah lembaga pendidikan terbesar dan terbaik di kotanya. Dia merintisnya dan target 10 tahun kedepan akan terwujud. Seorang ustadz ingin menjadikan kampungnya bebas minuman keras dan maksiat dalam 5 tahun, Seorang pemuda yang ingin mempersunting gadis sholihah di kampungnya dan lain-lain.

- Yakin dan berdoa bahwa sasaran tesebut BENAR. Karena kalau tidak yakin sasaran itu benar berarti sasaran itu salah. Dan tidak ada yang salah itu menjadi benar.

- Keyakinan bahwa Allah akan mengubah nasib kita apabila kita memang mau bersungguh-sungguh merubahnya (QS. ar Ra’d : 11), dan Keyakinan bahwa Allah tidaklah membebani manusia melainkan sesuai kemampuannya (QS. Al Baqarah : 286)

- Berpegang teguh pada tujuan tersebut sehingga terbenam kuat dalam pikiran bawah sadar kita. Sehingga kita memiliki tujuan itu dan tujuan itu memiliki kita. Tujuan itu akan selalu terngiang ditelinga dan terbayang dalam ingatan setiap waktu, sehingga menciptakan suasana hidup yang antusias.

2. Memiliki pikiran yang positif

Berpikir positif diperlukan untuk mencapai keberhasilan karena orang yang mempunyai pikiran-pikiran negatif seperti pesimis, sinis, berpikir akan kalah, mengasihani diri sendiri, takut tidak bisa, takut gagal, takut dicemooh, cenderung menarik dirinya pada hasil yang negatif. Sedangkan dengan berpikir positif, maka pikiran tersebut akan mengirimkan rasa optimistik dan positif mengaktifkan dunia sekitarnya, lingkungannya secara positif pula. Pikiran positif dan optimisme akan menarik fikiran, perkataan dan sikap kita ke hal-hal yang positif pula. Sehingga fikiran, perkataan dan sikap itu akan berkolaborasi, bersekutu mendukung tujuan mencapai kebehasilannya. Berpikir positif juga dibarengi dengan menghilangkan atau meminimalkan perasaan iri, dengki dan arogan/sombong. Perasaan iri dan dengki yang disimpan dalam hati akan sangat membuang waktu dan pikiran kita. Toh manusia yang membikin kita iri dan dengki itu sama sekali tidak memikirkan kita.

Sehingga orang yang berpikir positif akan bekerja dan terus bekerja, berpikir dan terus berpikir, belajar dan terus belajar. Bekerja, berpikir, belajar, berpikir... tidak akan pernah berhenti. Percaya dan terus percaya akan keberhasilan yang pasti akan dicapai. Hasilnya.... . mimpinya jadi kenyataan, tujuannya tercapai.

- Tidak mengecilkan diri sendiri, yaitu menilai kemampuan dirinya sendiri pada level yang rendah, Merasa bahwa dirinya hanyalah manusia biasa, bukan seperti orang-orang hebat yang berhasil, bukan tipe orang yang akan memperoleh keajaiban. Sebaliknya, yakin dengan kemampuan diri, yakin bahwa jika orang lain bisa berhasil, dirinya pasti juga akan berhasil.

- Bekerja dengan riang dan penuh harapan, bekerja dengan antusias akan menyebabkan orang-orang disekelilingnya berubah menjadi penuh harapan dan antusias pula sehingga akan menyebabkan orang disekitarnya menjadi sebuah tim pendukung yang penuh harapan dan antusiasme. Sebaliknya orang yang lesu dan malas-malasan akan menularkan penyakitnya itu ke orang-orang sekelilingnya.

- Untuk mendukung cara berpikir yang positif ini ada baiknya kita belajar dan berkawan pada orang-orang memiliki pikiran positif pula dan menjauhi orang-orang yang memiliki pola pikir negatif. Sebab kalau kita sering bergaul dengan orang tipe ini, dikhawatirkan akan memperlemah semangat kita dan menarik kita menjadi orang yang lemah.

3. Mulai dari sekarang

Nah, kalau sudah memiliki tujuan dan pikiran yang positif tinggal memulainya yaitu dari...sekarang.

Dalam kehidupan ini, apalagi dalam berusaha atau berkarya sebenarnya TIDAK ADA ISTILAH GAGAL, YANG ADA HANYALAH ORANG YANG BERHENTI BERUSAHA.

Jadi,

Kita pasti bisa bila kita pikir bisa !

)* alumni fe uns

· add di facebook, arisnurcholis@ hotmail.com

Komentar

Postingan Populer