MENGHADAPI KEMUSYRIKAN SOSIAL

Oleh : M. Aris Nurcholis )*

Kemusyrikan Kontemporer
Perilaku syirik adalah perilaku yang sudah muncul sejak zaman para Nabi dahulu dan masih ada sampai sekarang dengan ragam dan macamnya mengikuti perkembangan zaman. Tetapi intinya sama, yaitu mempersekutukan Allah.
Seperti sering kita saksikan di layar TV maraknya film-film mistis yang seolah-olah film itu bernuansa ajaran Islam padahal isinya adalah contoh-contoh perilaku menyesatkan yang justru bertentangan dengan ajaran tauhid dalam Islam. Banyak juga dijumpai iklan yang meminta untuk mengirimkan SMS bagi yang ingin mengetahui nasib, atau jodoh atau peruntungannya. Misalkan ketik : Reg_jodoh_ tanggal lahir kirim ke nomor 9090. Atau ketik REG_RAMAL_NAMA kirim ke nomor 9595. dll. Sewaktu PEMILU beberapa waktu yang lalu kita juga banyak menjumpai fenomena Caleg dan timsesnya yang meminta jasa dukun untuk memuluskan jalannya menjadi wakil rakyat.
Kemusyrikan juga semakin tumbuh subur karena dukungan kondisi sosial masyarakat yang miskin dan tingkat pendidikan yang rendah. Kondisi masyarakat yang miskin menyebabkan dia tidak berdaya apabila ditimpa musibah seperti penyakit yang apabila berobat ke rumah sakit atau dokter spesialis maka biayanya amat mahal. Belum prosedur administrasinya yang rumit apabila harus mengurus askeskin. Sebagai jalan pintasnya, pergi ke dukun atau paranormal yang dipikirnya dapat memberikan penyembuhan dengan lebih cepat dan biaya lebih murah. Ingat kasus dukun cilik Ponari dari Jombang beberapa waktu yang lalu.
Sistem birokrasi yang lambat dan berbelit-belit dari aparatur negara, juga dapat menjerumuskan orang menjadi syirik. Banyak sekali orang yang kehilangan harta karena dicuri atau dirampok, pergi ke dukun untuk meminta tolong mencari lewat bantuan Jin. Padahal seharusnya dia mengadu ke polisi. Tetapi karena kinerja mereka yang lambat dan harus memakai biaya mahal, maka dicarilah jalan pintas dengan mencari lewat “orang pintar”.
Tingkat pendidikan masyarakat yang rendah menyebabkan rasionalitas yang rendah. Sehingga apabila menghadapi permasalahan hidup, pemecahannya bukan dengan rasio, tetapi selalu dihubungkan dengan hal-hal mistis. Misalkan anak yang sakit-sakitan dianggap karena Namanya terlalu berat sehingga perlu diruwat ke dukun dan diganti namanya. Ombak besar yang terjadi di laut, oleh para nelayan dianggap sebagai Nyi Roro Kidul sedang marah.
Islam adalah agama dengan konsep Tauhid dimana manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang mengakui keesaan-Nya melalui pernyataan La ilaa ha illallah, tiada Ilah selain Allah yang dibaca setiap Shalat. Dalam surat Muhammad ayat 19 Allah mengatakan “Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Ilah) melainkan Allah...”
Pengertian ILAH bagi manusia bukan hanya bermakna Tuhan saja, tetapi lebih luas lagi yaitu sebagai satu-satunya tempat meminta rizqi, tempat berlindung, penguasa alam seisinya, yang memberi pertolongan, Dzat yang diibadahi. Sehingga apabila ada sesuatu, baik makhluk atau benda yang dijadikan sesembahan, dijadikan tempat meminta rizqi, tempat berlindung selain dari Allah SWT, maka perbuatannya itu dinamakan Syirik. Karenanya, Syirik adalah induk segala dosa dan tidak terampuni.
Manusia yang musyrik, berarti dia telah berkhianat terhadap sumpahnya pada Allah dalam syahadat Asyhadu allaa Illa ha illalah, Saya bersaksi tidak ada Ilah selain Allah. Sehingga terhadap pengkhianatan ini Allah tidak akan mengampuni dosa terhadap pelakunya.
Ibaratnya sepasang kekasih yang sudah berjanji saling setia dan mengasihi. Maka konsekuensinya pasangan itu akan saling memberi, saling menerima dalam keadaan apapun. Namun ketika salah satu mengetahui pasangannya ternyata berkhianat ataupun berselingkuh dengan orang lain pastilah akan sangat marah.
Firman Allah :

Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (Q.S. An-Nisa’ :48)

Bagi orang-orang yang melakukan dosa-dosa selain syirik, masih ada peluang Allah akan mengampuni dosanya itu apabila pelakunya bertobat dengan sungguh-sungguh. Tetapi tidak demikian bagi dosa syirik. Bagi orang yang melakukan dosa syirik (musyrik) akibatnya adalah tidak akan pernah bisa masuk ke dalam surga. Sebagaimana firman Allah :

Artinya: ....“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun”. (Q.S Al-Maidah:72)

Syirik Merendahkan Eksistensi Kemanusiaan
Manusia diciptakan sebagai makhluk yang terbaik (Q.S. At-Tiin:4) dan dipilih untuk menjadi kholifah (pemimpin) di muka bumi. Bahkan manusia adalah makhluk yang lebih mulia dari makhluk ciptaan Allah yang lain seperti hewan, tumbuhan bahkan Jin dan Malaikat sekalipun. Sebagai makhluknya, Manusia langsung melakukan kontak dengan Penciptanya tanpa melalui perantara baik ketika menyembah atau melakukan permohonan. Ketertundukan manusia hanyalah pada Allah.
Jadi, ketika Manusia melakukan syirik dengan menyembah atau memohon dengan perantara makhluk atau dia takut dan tunduk terhadapnya berarti dia telah menjatuhkan derajat dan martabatnya sebagai makhluk yang mulia. Manusia yang musyrik terkadang malah bersekutu dengan Jin dan Syaitan dengan meminta bantuan mereka untuk mencapai maksudnya. Dia tidak tahu bahwa Manusia yang beriman dilebihkan oleh Allah daripada para Jin dan Syaitan. Lihatlah kisah dalam Al Quran saat Nabi Sulaiman hendak memindahkan singgasana Ratu Bilqis, dimana seorang manusia yang sholeh dapat mengalahkan kecepatan Jin Ifrid.

Syirik Membikin Manusia Malas Berusaha
Manusia yang terjerumus ke dalam syirik akan mengambil jalan pintas untuk meraih keinginannya melalui para perantara (wasilah). Mereka berkeyakinan bahwa para perantara itu, baik dukun, kyai, paranormal, benda-benda keramat, jimat, kuburan para Wali,dll. mampu mendekatkan dirinya pada Tuhan dan menyelamatkannya dari ancaman di dunia ini. Akibatnya dia akan menjadi malas berusaha dan melakukan amal shaleh.
Baginya tidak perlu melakukan ibadah dan amalan rutin lainnya. Cukup melakukan ritual-ritual tertentu untuk bisa masuk surga. Untuk mendapatkan kekayaan, derajat kemuliaan atau kepandaian dia merasa cukup dengan meminta pesugihan kepada para Jin lewat perantara dukun dan paranormal sehingga tak diperlukan kerja keras dan amal shaleh. Bagi yang ditimpa penyakit lebih suka pergi ke dukun sakti daripada berobat kepada ahli pengobatan dan dokter karena dianggapnya mahal dan belum pasti bisa sembuh. Dia mengingkari janji Allah “...Dan bila aku sakit, DIA-lah yang menyembuhkan aku” (Q.S. Syu’araa’:80)

Syirik Sumber Ketakutan dan Kecemasan
Manusia yang melakukan kesyirikan akan selalu dalam keadaan takut dan cemas dikarenakan dia menyandarkan dirinya pada sesuatu yang tidak kokoh yaitu Syaitan, Jin, Manusia, benda-benda keramat, sesuatu yang mereka itu bahkan tidak dapat menolong dirinya sendiri. (Q.S. Ali Imran:151). Mereka tidak punya kemandirian dalam membuat keputusan. Segalanya selalu dikonsultasikan dengan “penasehat spiritualnya” itu. Mau punya hajat, konsultasi ke paranormal, Mau membangun rumah, konsultasi ke ahli primbon atau fengshui. Mau jadi caleg, minta bantuan dukun.

Menghadapi Kemusyrikan Sosial
Untuk menangkal kesyirikan baik kemusyrikan konvensional maupun kemusyrikan kontemporer umat Islam perlu melakukan dua pendekatan. Pertama, Memperluas dan mempertajam gerakan dakwah. Gerakan dakwah yang selama ini lebih banyak berorientasi Fikih dan menekankan aspek spiritual perlu diperkaya dengan solusi-solusi konkrit menghadapi permasalahan sosial di masyarakat. Memberi pengajaran bagaimana sholat yang benar sesuai sunnah Nabi adalah penting. Tetapi, penting juga untuk mengajarkan bagaimana implementasi makna menegakkan sholat dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, memerangi kemiskinan dan kebodohan.
Nabi bersabda, “kefakiran akan menyebabkan kekafiran”. Selama masih banyak orang miskin maka disitulah kemusyrikan akan tumbuh subur. Oleh karena umat Islam perlu berperan aktif menguatkan potensi ekonomi umat melalui gerakan berjamaah semisal lembaga zakat ataupun baitul mal yang siap menyantuni jemaahnya yang membutuhkan. Secara individual, jemaah yang secara ekonomi punya kelebihan harta, wajib untuk menyantuni tetangganya yang miskin. Secara Makro, Umat Islam harus menekan pemerintah untuk membuat kebijakan-kebijakan yang dapat membantu kaum miskin dan kebijakan yang bisa membantu mereka menjadi mandiri secara ekonomi. Memilih pemimpin dan wakil rakyat yang mengerti Agama dan siap memperjuangkan aspirasi umat Islam kedalam konstitusi baik Perda atau Undang-undang. Bukan malah pemimpin dan wakil rakyat yang mengamalkan kemusyrikan.
Oleh karena itu, mari kita jadikan Masjid sebagai basis memberantas kemusyrikan dengan gerakan dakwah jamaah. Dimulai dari jamaah masjid dulu dikuatkan aqidah dan ekonominya. Diluruskan tradisi dan kebiasaan di masyarakat yang masih berbau syirik, kemudian dari jamaah-jamaah itu didakwahkan melalui lesan dan perilaku ke para tetangganya. Sehingga gerakan jamaah dan dakwah jamaah akan berlangsung lebih efektif. Tentunya dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan.
Waallahu’alam bishowab

Komentar

Postingan Populer